BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
kebudayaan selalu mendapat pengaruh faktor luar seperti lingkungan maupun
faktor dalam seperti perkembangan fisik dan pemikiran. Pada dasarnya kehidupan
sangat tergantung pada lingkungan, ketika pertama kali manusia muncul pada kala
plestosen, kondisi lingkungan masih belum stabil, berbagai macam bencana sering
mengancam keselamatan, cara yang dapat digunakan untuk mengurangi bencana salah
satu adalah melakukan proses adaptasi terhadap lingkungan. Oleh karena itu,
adanya penemuan teknologi yang akan menghasilkan alat untuk membantu, juga
sebagai pelindung sangatlah dibutuhkan untuk melangsungkan sebuah kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
·
Apakah tujuan dari adanya perkembangan
teknologi pada masa paleolitik?
·
Jelaskan mengenai teknologi yang ada
pada zaman manusia purba!
·
Bagaimana proses kemajuan teknologi pada
masa paleolitik?
·
Sebutkan dan jelaskan mengenai teknologi
yang dihasilkan pada masa paleolitik!
1.3 Tujuan
Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui serta mengidentifikasi
mengenai teknologi yang ada pada masa paleolitik, selain itu juga sebagai
syarat untuk memenuhi tugas prasejarah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan teknologi pada masa paleolitik
Selama
zaman paleolitikum atau zaman batu tua, kebudayaan dan teknologi menjadi sangat
penting sebagai sarana untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia dan ini
dimungkinkan oleh perkembangan evolusi otak manusia yang semakin baik. Otak
manusia mencapai ukuran modern ketika kira-kira 100.000 tahun yang lalu, dan
pada waktu itu kebudayaan manusia menjadi beraneka ragam dan Perkembangan
teknologi yang terjadi meningkat. Manusia tidak hanya membuat peralatan dari
berbagai macam batu, tetapi juga objek-objek untuk keperluan yang bersifat
simbolis seperti kegiatan upacara. Meskipun dalam waktu 100.000 tahun terakhir
otak manusia tidak bertabah besar, teknologi tetap berkembang dan berubah
sampai sekarang.
Pada
masa berlangsungnya hidup berburu tingkat lanjut di kala pasca-plestosen, corak
hidup yang berasal dari masa sebelumnya masih sangat berpengaruh. Keadaan
lingkungan hidup pada masa pasca-plestosen tidak banyak berbeda dengan masa
sekarang ini. Hidup berburu dan mengumpulkan bahan-bahan makanan yang terdapat
di lingkungan alam sekitar, dilanjutkan dengan adanya berbagai macam teknolongi
yang dapat membantu terlangsunganya kehidupan.
2.2 Teknologi manusia purba
Kalau kita perhatikan kurun waktu 2 juta
yang panjang , dari makhluk purba pembuat piranti pada awal genus manusia
sampai Homo sapiens purba di Eropa
dan Asia, teknologi berjalan sangat lamban.
Piranti pemotong dari batuan pipih yang dibuat oleh manusia purba di Olduvai
Gorge yang dikenal sebagai piranti Oldowan
lebih halus daripada piranti potongan dari batuan pipih yang digunakan di Cina,
India, dan Asia tenggara sekitar 100.000 tahun yang lalu.
Kira-kira 600.000 tahun yang lalu
didataran Olduvai muncul suatu jenis piranti yang dikenal sebagai kapak
genggam. Di sebagian besar tempat Homo Erectus Eropa telah ditemukan piranti
yang dikenal sebagai Acheulian (kapak genggam) mungkin digunakan untuk
menguliti dan memotong daging. Piranti kerja Acheulian relatif kasar dan
terbatas, serta bertahan dalam waktu yang sangat lama. Paling tidak sampai
sekitar 100.000 tahun yang lalu piranti kerja Acheulian beralih ke piranti
batuan yang lebih halus. Manusia neanderthal purba terus membuat kapak genggam,
mengikuti pola Acheulian, tetapi pirantinya menjadi semakin beraneka ragam dan
lebih dikhususkan untuk perkerjaan-pekerjaan tertentu. Kapak genggam dan
piranti lain dikerjakan dengan seksama dan diperhalus. Disini tingginya
intelegensi manusia neanderthal, sebagaimana ditunjukkan oleh ukuran otaknya,
memberi rentangan untuk bereksperimen dan kesempurnaan, serta berkomunikasi
tentang teknologi.
Kehidupan manusia puba ini mungkin sudah
melampaui teknologi sekedar untuk bisa hidup. Tetapi gagasan juga tidak dapat
bertahan lama. Secara tradisional pada masa prasejarah pentingnya kurun waktu
ditandai dengan tradisi budaya batu. Tradisi budaya batu merupakan bukti kuat
teknologi masa itu. Jadi, kurun waktu yang panjang dari masa piranti batuan
purba sampai kurun waktu sebelum mulainya pertanian disebut paleolitik (zaman
batu purba). Seiring dengan berjalannya waktu zaman batu akan dibagi menjadi 2
bagian yaitu zaman batu lama dan zaman batu baru. Paleolitik, sebagai suatu
tahap dalam teknologi manusia, perlu dibedakan dari plestosin, masa geologi,
(kurang lebih 1 juta tahun yang lalu hingga 10 ribu tahun yang lalu, ditandai
dengan peningkatan glasial yang berulang.
2.3 Teknologi manusia Neanderthal
Sekitar 75 ribu tahun yang lalu,
permulaan kurun waktu glasial yang berangsur-angsur di Eropa menyebabkan cuaca
menjadi dingin dan mengubah hutan menjadi daerah padang rumput. Pada tahapan
ini terjadi kemajuan yang pesat dalam budaya pembuatan piranti. Piranti pipih
halus telah dibuat oleh manusia neanderthal dengan mengasah dua atau tiga
serpihan halus pada inti batuan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu,
kemudian manusia neanderthal memajukan cara ini dengan mempersiapkan gumpalan berbentuk
piringan, lalu memukul serpihan batu dengan palu ke bagian tengah piringan
hingga intinya hampir hilang. Selanjutnya serpihan halus tersebut digarap
menjadi piranti khusus. Langkah awal pembuatan piranti ini dalam jumlah yang
besar dapat memungkinkan manusia untuk membuatnya dengan mudah dan cepat,
sehingga memunculkan zaman baru piranti khusus. Lebih dari 60 macam piranti
yang khusus digunakan untuk mengerat, memotong, menusuk, memahat, dan
lain-lain, telah berhasil dibedakan oleh para ahli. Piranti baru ini dikenal
sebagai Mousterian artinya memperluas
fungsi tangan dan lengan dengan membuat cara-cara baru yang efektif sehingga
dapat mengubah benda-benda alami menjadi benda budaya.
2.4 Kemajuan teknologi masa paleolitik
Dugaan bahwa kemajuan teknologi,
sebagian merupakan ungkapan dari adanya peningkatan intelegensi dan kesanggupan
berkomunikasi. Salah satu hal menentukannya adalah meningkatnya adaptasi
terhadap suatu ekosistem yang beraneka ragam maupun pentinganya peranan agama.
Dari contoh bahwa suku aborigin Australia denganteknologi sederhan dan sedikit
benda-benda materinya yang secara arkeologis bertahan bahkan telah
mengembangkan sistem filsafat dan sosial yang sangat kompleks dan canggih.
Dapat disimpulkan bahwa piranti sederhana mencerminkan kehidupan sosial yang
dangkal atau kehidupan intelektual yang miskin dalam teknologi piranti, ini
menunjukkan bahwa tata cara kehidupan para pembuatnya tidak berubah ke arah
kompleksitas dan kecanggihan serta pengetahuan yang lebih tinggi dalam peralihan
generasi.
Tetapi kemajuan-kemajuan yang sangat
lamban selama awal masa pembuatan piranti merupakan masalah yang dipersoalkan.
Nampaknya bukan suatu keharusan bagi manusia untuk memperdulikan teknologi
selama itu masih berfungsi. Bertindak dengan cara lama yang sederhana sering
memberi kebebasan lebih daripada bertindak dengan cara baru yang rumit. Jika
telah mencapai pada tekanan umlah penduduk atau perubahan-perubahan lingkungan
yang menggangu keseimbangan maka akan memunculkan dorongan terhadap manusia
untuk meningkatkan teknologi sehingga dapat meningkatatkan kebudayaan manusia
yang lebih baik.
2.5
Teknologi yang dihasilkan pada masa paleolitik
Alat-alat
batu tertua yang diketahui pernah dibuat oleh homonida ditemukan di dekat Danau
Turkana di Kenya, dan di Etiopia selatan tepatnya di Jurang Olduvia, Tanzania.
Munculnya alat-alat tersebut menandakan permulaan zaman Paleozoikum Tua, yaitu
bagian pertama dari zaman batu tua (paleolitikum).
Alat-alat
purba itu memperlihatkan persamaan yang mencolok yang menunjukan bahwa
alat-alat itu dimungkinkan merupakan hasil produk suatu kebudayaan yang mempunyai
tradisi membuat alat yang sesuai dengan pola atau model yang ideal. Di Olduvai
dan Turkana alat-alat itu berumur hampir 2 tahun. Alat-alat hadar ditemukan di
bawah lapisan yang mempunyai teknik potasium-argon dan diperkirakan berasal
kira-kira 1,8 juta tahun yang lalu tetapi diatas lapisan lain yang kira-kira
berumur 2,8 juta tahun, dapat disimpulkan kira-kira alat-alat itu berumur
sekitar 2,5 juta tahun.
a) Jurang
Olduvai
Jurang Olduvai adalah bagian dari
tanah daratan serengeti di Afrika Timur yang lepas dan dahulunya merupakan
sebuah danau. Jurang Oldivai memiliki bentuk seperti jurang dan berisi lava.
Kira-kira 2 juta tahun yang lalu, tepi danau itu tidak hanya dihuni oleh
sejumlah binatang liar, tetapi jugs oleh kelompok-kelompok hominida, termasuk
australopithecina robusa dan anggota-anggota marga Homo, anggota-anggota marga
Genus dan Homo Erectus. Oleh karena itu jurang tersebut merupakan sumber yang
kaya akan peninggalan-peninggalan paleolithikum , dan menjadi situs kunci yang
menghasilkan bukti-bukti tentang evolusi perkembangan manusia. Disitu ditemukan
tempat-tempat pembunuhan binatang dan tempat-tempat perkemahan yang digunakan
oleh para pemburu hampir 2 juta tahun yang lalu.
b) Tradisi
Peralatan Oldowan
Alat-alat zaman paleolithikum tua
yang usianya paling tua terletak di Jurang Olduvai dan termasuk tradisi
peralatan Oldowan (Oldowan Tool tradition).
Karakteristik tradisi alat ini merupakan alat penetak untuk segala keperluan.
Cara pembuatannya adalah dengan memukul beberapa lempengan dari sebuah batu,
umumnya adalah batu kali yang terbawa oleh air, dengan menggunakan batu lain
sebagai alat pemukul (hammerstone), atau dengan memukulkan batu kali itu kepada
sebuah batu besar untuk melepaskan kepingan-kepingan. Sistem ini disebut dengan
sistem benturan (percussion method).
Produk akhirnya adalah sebuah alat penetak bertepi tajam, yang digunakan secara
efektif untuk memotong dan menetak. Dari bentuknya yang khas diduga bahwa alat
penetak itu digunakan untuk berbagai keperluan, seperti memotong daging,
membelah tulang untuk menggambil sum-sumnya.
Meskipun kasar, penetak dan alat
Oldowan itu merupakan kemajuan teknologi yang penting bagi hominida purba.
Sebelum itu mereka tergantung pada adanya benda-benda temuan, yang tidak banyak
memerlukan modifikasi seperti tulang, tongkat, atau batu yang bentuknya sesuai
dengan keperluan. Alat-alat Oldowan membuka kemungkinan untuk menambahkan
bahan-bahan makanan baru, karena tanpa alat-alat seperti itu, pada hominida
hanya dapat menyantap binatang yang dapat dikuliti dengan gigi atau kuku. Oleh
karena itu, makanan mereka yang berupa protein binatang, sangat terbatas.
Penemuan alat penetak dan peralatan Oldowan itu bukan hanya menghasilkan
penghematan tenaga dan waktu, tetapi juga membuka kesempatan untuk mendapatkan
daging secara teratur. Daging juga dapat diperoleh dengan mengumpulkannya
seperti yang dilakukan oleh Australopithecus
atau bahkan dengan mencurinya dari binatang-binatang pemburu. Susunan gigi yang
dimiliki oleh Australopithecus dan homo tidak sesuai jika digunakan untuk
memakan daging dalam jumlah yang besar, untuk dapat memakan daging dalam jumlah
yang besar dibutuhkan gigi-gigi yang tajam seperti yang dimiliki oleh binatang
pemakan daging atau karnivor.
Permulaan pembuatan alat tersebut
merupakan akibat dari proses adaptasi pada lingkungan hutan yang berubah
menjadi padang rumput. Perubahan-perubahan fisik merupakan adaptasi hominida
pada daerah baru yang berumput mendorong pembuatan alat-alat tersebut. Padang
rumput Afrika adalah lingkungan dengan musim panas yang panjang, di mana
hominida yang kecil, tidak memiliki sarana biologis untuk melindungi dirinya
dan masih belum bisa untuk memakan daging. Oleh karena itu dibutuhkan cara
untuk melengkapi sumber bahan makanan yang terbatas. Penggunan alat pemotong
yang tajam untuk membuka kulit antelop, alat pemukul untuk memecah tulang
panjang, atau cangkok kura-kura, alat runcing untuk menggali akan untuk
menambah kuantitas dan variasi bahan pangan yang dapat disantap secara teratur.
Bagi hominida alat-alat itu juga akan berguna sebagai senjata pertahanan.
Tradisi Oldowan itu boleh jadi
menandai salah satu waktu pertama kali dan diketahui, bahwa sesuatu jenis
makhluk beradaptasi secara kultural, dan tidak secara fisik pada kondisi
lingkungan.
c) Tradisi
Peralatan Acheulean (Acheulean tool Tradition)
Di Asia timur alat penetak yang
merupakan bagian-bagian dari alat-alat Oldowan dan Acheulean tatap bertahan
selama zaman paleolitikum. Kapak genggam adalah sebuah alat yang khas dalam
tradisi Acheulean, kapak genggam yang tertua dibuat dari gumpalan batu api.
Dengan memukuli semua sisi dari gumpalan itu dengan menggunakan batu pemukul
(hammerstone). Tradisi Acheulean tubuh dari tradisi Oldowan.
Alat-alat Acheulean memiliki kemajuan
dibandingkan dengan alat-alat penetak dan penyerut umum dari tradisi Oldowan.
Dalam periode ini mulailah terjadi diservikasi kebudayaan peralatan tersebut.
Selain kapak genggam Homo Erectus alat-alat tersebut untuk membelah. Jumlah
peralatan yang berkembang pesat dalam tradisi Acheulean menunjukkan bahwa Homo
Erectus dapat mendayagunakan lingkungannya secara efektif. Semakin banyak jenis
yang digunakan, semakin banyak sumber alam yang dapat didayagunakan dalam waktu
yang lebih singkat, dengan tenaga yang lebih sedikit, dan dengan tingkat
efisiensi yang lebih tinggi.
d) Penggunaan
Api
Tanda lain pekembangan Homo Erectus
adalah penggunaan dan kegiatan memasak yang dipastikan dengan penemuan
batu-batu yang terbakar dan tungku di Goa Choukoutien di dekat Peking di Cina
dan di Goascale di Perancis selatan. Memasak adalah suatua adaptasi kultural
yang amat penting.penggunaan api juga penting bagi manusia karena berbagai
alasan. Panas yang dihasilkan dapat membantu mereka mengawasi hawa dingin,
karena mereka tinggal di dalam Gua di dekat Danau. Api juga dapat digunakan
sebagai penghalau apabila ada binatang buas yang mendekat.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan dan teknologi sangat berpengaruh untuk
melangsungkan sebuah kehidupan. Tanpa teknologi kehidupan tidak akan berjalan
secara teratur. Teknologi tidak hanya terbatas pada zaman sekarang melainkan
sudah ada sejak zaman dahulu kala, bahkan sejak zaman paleolitik, manusia purba
telah mengenal sebuah teknologi sederhana. Walaupun masih berupa teknologi yang
sangat sederhana namun sangat membantu dalam proses kehidupan yang ada pada
masa itu. Adanya banyak penemuan yang ditemukan secaraa berkala menunjukkan
bertambahnya tingkat kualitas dan efektivitas suatu kehidupan. Itu membuktikan
bahwa semakin berkembangnya intelektual (kecerdasan) manusia, maka semakin
berkembangnya yang sebuah teknolongi dihasilkan oleh manusia.
Peralatan pada masa paleolitik terdiri dari alat-alat batu dengan
pengerjaan yang masih sangat sederhana, hanya berdasarkan pada kebutuhan
praktis sehari-hari. Teknik pembuatan tajaman alat hanya dikerjakan pada satu
sisi saja (monofacial), yang
dilakukan dengan cara membenturkan batu-batu besar sebagai bahan dasarnya
dengan batu lain. Hasil peralatan pada masa ini antara lain adalah kapak
genggam (kapak perimbas dan kapak penetak).
DAFTAR RUJUKAN
Keesing, R.M.,&
Gunawan,S.1999.Antropologi Budaya edisi 2
jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Soejono,
R.P.,& Truman.2006.Archaeology
Indonesia Perspective R.P.Soejono’s Festschrift.Jakarta: Lipi press.
Haviland,W.A.,&
Soekadijo, R.G.1999.Antropologi edisi 4
jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Poesponegoro,
M.D.,& Notosusanto, N.1999.Sejarah
Nasional Indonesia jilid 1.Jakarta: Balai Pustaka.
http://kekunaan.blogspot.com/2012/07/teknologi-zaman-prasejarah.html?spref=fb