Minggu, 31 Maret 2013

Zaman Paleolitik


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Perkembangan kebudayaan selalu mendapat pengaruh faktor luar seperti lingkungan maupun faktor dalam seperti perkembangan fisik dan pemikiran. Pada dasarnya kehidupan sangat tergantung pada lingkungan, ketika pertama kali manusia muncul pada kala plestosen, kondisi lingkungan masih belum stabil, berbagai macam bencana sering mengancam keselamatan, cara yang dapat digunakan untuk mengurangi bencana salah satu adalah melakukan proses adaptasi terhadap lingkungan. Oleh karena itu, adanya penemuan teknologi yang akan menghasilkan alat untuk membantu, juga sebagai pelindung sangatlah dibutuhkan untuk melangsungkan sebuah kehidupan.

1.2  Rumusan Masalah
·                     Apakah tujuan dari adanya perkembangan teknologi pada masa paleolitik?
·                     Jelaskan mengenai teknologi yang ada pada zaman manusia purba!
·                     Bagaimana proses kemajuan teknologi pada masa paleolitik?
·                     Sebutkan dan jelaskan mengenai teknologi yang dihasilkan pada masa         paleolitik!

1.3  Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui serta mengidentifikasi mengenai teknologi yang ada pada masa paleolitik, selain itu juga sebagai syarat untuk memenuhi tugas prasejarah Indonesia.






BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Perkembangan teknologi pada masa paleolitik
Selama zaman paleolitikum atau zaman batu tua, kebudayaan dan teknologi menjadi sangat penting sebagai sarana untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia dan ini dimungkinkan oleh perkembangan evolusi otak manusia yang semakin baik. Otak manusia mencapai ukuran modern ketika kira-kira 100.000 tahun yang lalu, dan pada waktu itu kebudayaan manusia menjadi beraneka ragam dan Perkembangan teknologi yang terjadi meningkat. Manusia tidak hanya membuat peralatan dari berbagai macam batu, tetapi juga objek-objek untuk keperluan yang bersifat simbolis seperti kegiatan upacara. Meskipun dalam waktu 100.000 tahun terakhir otak manusia tidak bertabah besar, teknologi tetap berkembang dan berubah sampai sekarang.
Pada masa berlangsungnya hidup berburu tingkat lanjut di kala pasca-plestosen, corak hidup yang berasal dari masa sebelumnya masih sangat berpengaruh. Keadaan lingkungan hidup pada masa pasca-plestosen tidak banyak berbeda dengan masa sekarang ini. Hidup berburu dan mengumpulkan bahan-bahan makanan yang terdapat di lingkungan alam sekitar, dilanjutkan dengan adanya berbagai macam teknolongi yang dapat membantu terlangsunganya kehidupan.
                             
2.2  Teknologi manusia purba
Kalau kita perhatikan kurun waktu 2 juta yang panjang , dari makhluk purba pembuat piranti pada awal genus manusia sampai Homo sapiens purba di Eropa dan Asia, teknologi berjalan  sangat lamban. Piranti pemotong dari batuan pipih yang dibuat oleh manusia purba di Olduvai Gorge yang dikenal sebagai piranti Oldowan lebih halus daripada piranti potongan dari batuan pipih yang digunakan di Cina, India, dan Asia tenggara sekitar 100.000 tahun yang lalu.
Kira-kira 600.000 tahun yang lalu didataran Olduvai muncul suatu jenis piranti yang dikenal sebagai kapak genggam. Di sebagian besar tempat Homo Erectus Eropa telah ditemukan piranti yang dikenal sebagai Acheulian (kapak genggam) mungkin digunakan untuk menguliti dan memotong daging. Piranti kerja Acheulian relatif kasar dan terbatas, serta bertahan dalam waktu yang sangat lama. Paling tidak sampai sekitar 100.000 tahun yang lalu piranti kerja Acheulian beralih ke piranti batuan yang lebih halus. Manusia neanderthal purba terus membuat kapak genggam, mengikuti pola Acheulian, tetapi pirantinya menjadi semakin beraneka ragam dan lebih dikhususkan untuk perkerjaan-pekerjaan tertentu. Kapak genggam dan piranti lain dikerjakan dengan seksama dan diperhalus. Disini tingginya intelegensi manusia neanderthal, sebagaimana ditunjukkan oleh ukuran otaknya, memberi rentangan untuk bereksperimen dan kesempurnaan, serta berkomunikasi tentang teknologi.
Kehidupan manusia puba ini mungkin sudah melampaui teknologi sekedar untuk bisa hidup. Tetapi gagasan juga tidak dapat bertahan lama. Secara tradisional pada masa prasejarah pentingnya kurun waktu ditandai dengan tradisi budaya batu. Tradisi budaya batu merupakan bukti kuat teknologi masa itu. Jadi, kurun waktu yang panjang dari masa piranti batuan purba sampai kurun waktu sebelum mulainya pertanian disebut paleolitik (zaman batu purba). Seiring dengan berjalannya waktu zaman batu akan dibagi menjadi 2 bagian yaitu zaman batu lama dan zaman batu baru. Paleolitik, sebagai suatu tahap dalam teknologi manusia, perlu dibedakan dari plestosin, masa geologi, (kurang lebih 1 juta tahun yang lalu hingga 10 ribu tahun yang lalu, ditandai dengan peningkatan glasial yang berulang.

2.3  Teknologi manusia Neanderthal
Sekitar 75 ribu tahun yang lalu, permulaan kurun waktu glasial yang berangsur-angsur di Eropa menyebabkan cuaca menjadi dingin dan mengubah hutan menjadi daerah padang rumput. Pada tahapan ini terjadi kemajuan yang pesat dalam budaya pembuatan piranti. Piranti pipih halus telah dibuat oleh manusia neanderthal dengan mengasah dua atau tiga serpihan halus pada inti batuan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, kemudian manusia neanderthal memajukan cara ini dengan mempersiapkan gumpalan berbentuk piringan, lalu memukul serpihan batu dengan palu ke bagian tengah piringan hingga intinya hampir hilang. Selanjutnya serpihan halus tersebut digarap menjadi piranti khusus. Langkah awal pembuatan piranti ini dalam jumlah yang besar dapat memungkinkan manusia untuk membuatnya dengan mudah dan cepat, sehingga memunculkan zaman baru piranti khusus. Lebih dari 60 macam piranti yang khusus digunakan untuk mengerat, memotong, menusuk, memahat, dan lain-lain, telah berhasil dibedakan oleh para ahli. Piranti baru ini dikenal sebagai Mousterian artinya memperluas fungsi tangan dan lengan dengan membuat cara-cara baru yang efektif sehingga dapat mengubah benda-benda alami menjadi benda budaya.

2.4   Kemajuan teknologi masa paleolitik
Dugaan bahwa kemajuan teknologi, sebagian merupakan ungkapan dari adanya peningkatan intelegensi dan kesanggupan berkomunikasi. Salah satu hal menentukannya adalah meningkatnya adaptasi terhadap suatu ekosistem yang beraneka ragam maupun pentinganya peranan agama. Dari contoh bahwa suku aborigin Australia denganteknologi sederhan dan sedikit benda-benda materinya yang secara arkeologis bertahan bahkan telah mengembangkan sistem filsafat dan sosial yang sangat kompleks dan canggih. Dapat disimpulkan bahwa piranti sederhana mencerminkan kehidupan sosial yang dangkal atau kehidupan intelektual yang miskin dalam teknologi piranti, ini menunjukkan bahwa tata cara kehidupan para pembuatnya tidak berubah ke arah kompleksitas dan kecanggihan serta pengetahuan yang lebih tinggi dalam peralihan generasi.
Tetapi kemajuan-kemajuan yang sangat lamban selama awal masa pembuatan piranti merupakan masalah yang dipersoalkan. Nampaknya bukan suatu keharusan bagi manusia untuk memperdulikan teknologi selama itu masih berfungsi. Bertindak dengan cara lama yang sederhana sering memberi kebebasan lebih daripada bertindak dengan cara baru yang rumit. Jika telah mencapai pada tekanan umlah penduduk atau perubahan-perubahan lingkungan yang menggangu keseimbangan maka akan memunculkan dorongan terhadap manusia untuk meningkatkan teknologi sehingga dapat meningkatatkan kebudayaan manusia yang lebih baik.

2.5   Teknologi yang dihasilkan pada masa paleolitik
Alat-alat batu tertua yang diketahui pernah dibuat oleh homonida ditemukan di dekat Danau Turkana di Kenya, dan di Etiopia selatan tepatnya di Jurang Olduvia, Tanzania. Munculnya alat-alat tersebut menandakan permulaan zaman Paleozoikum Tua, yaitu bagian pertama dari zaman batu tua (paleolitikum).
Alat-alat purba itu memperlihatkan persamaan yang mencolok yang menunjukan bahwa alat-alat itu dimungkinkan merupakan hasil produk suatu kebudayaan yang mempunyai tradisi membuat alat yang sesuai dengan pola atau model yang ideal. Di Olduvai dan Turkana alat-alat itu berumur hampir 2 tahun. Alat-alat hadar ditemukan di bawah lapisan yang mempunyai teknik potasium-argon dan diperkirakan berasal kira-kira 1,8 juta tahun yang lalu tetapi diatas lapisan lain yang kira-kira berumur 2,8 juta tahun, dapat disimpulkan kira-kira alat-alat itu berumur sekitar 2,5 juta tahun.

a)      Jurang Olduvai
Jurang Olduvai adalah bagian dari tanah daratan serengeti di Afrika Timur yang lepas dan dahulunya merupakan sebuah danau. Jurang Oldivai memiliki bentuk seperti jurang dan berisi lava. Kira-kira 2 juta tahun yang lalu, tepi danau itu tidak hanya dihuni oleh sejumlah binatang liar, tetapi jugs oleh kelompok-kelompok hominida, termasuk australopithecina robusa dan anggota-anggota marga Homo, anggota-anggota marga Genus dan Homo Erectus. Oleh karena itu jurang tersebut merupakan sumber yang kaya akan peninggalan-peninggalan paleolithikum , dan menjadi situs kunci yang menghasilkan bukti-bukti tentang evolusi perkembangan manusia. Disitu ditemukan tempat-tempat pembunuhan binatang dan tempat-tempat perkemahan yang digunakan oleh para pemburu hampir 2 juta tahun yang lalu.

b)      Tradisi Peralatan Oldowan
Alat-alat zaman paleolithikum tua yang usianya paling tua terletak di Jurang Olduvai dan termasuk tradisi peralatan Oldowan (Oldowan Tool tradition). Karakteristik tradisi alat ini merupakan alat penetak untuk segala keperluan. Cara pembuatannya adalah dengan memukul beberapa lempengan dari sebuah batu, umumnya adalah batu kali yang terbawa oleh air, dengan menggunakan batu lain sebagai alat pemukul (hammerstone), atau dengan memukulkan batu kali itu kepada sebuah batu besar untuk melepaskan kepingan-kepingan. Sistem ini disebut dengan sistem benturan (percussion method). Produk akhirnya adalah sebuah alat penetak bertepi tajam, yang digunakan secara efektif untuk memotong dan menetak. Dari bentuknya yang khas diduga bahwa alat penetak itu digunakan untuk berbagai keperluan, seperti memotong daging, membelah tulang untuk menggambil sum-sumnya.
Meskipun kasar, penetak dan alat Oldowan itu merupakan kemajuan teknologi yang penting bagi hominida purba. Sebelum itu mereka tergantung pada adanya benda-benda temuan, yang tidak banyak memerlukan modifikasi seperti tulang, tongkat, atau batu yang bentuknya sesuai dengan keperluan. Alat-alat Oldowan membuka kemungkinan untuk menambahkan bahan-bahan makanan baru, karena tanpa alat-alat seperti itu, pada hominida hanya dapat menyantap binatang yang dapat dikuliti dengan gigi atau kuku. Oleh karena itu, makanan mereka yang berupa protein binatang, sangat terbatas. Penemuan alat penetak dan peralatan Oldowan itu bukan hanya menghasilkan penghematan tenaga dan waktu, tetapi juga membuka kesempatan untuk mendapatkan daging secara teratur. Daging juga dapat diperoleh dengan mengumpulkannya seperti yang dilakukan oleh Australopithecus atau bahkan dengan mencurinya dari binatang-binatang pemburu. Susunan gigi yang dimiliki oleh Australopithecus dan homo tidak sesuai jika digunakan untuk memakan daging dalam jumlah yang besar, untuk dapat memakan daging dalam jumlah yang besar dibutuhkan gigi-gigi yang tajam seperti yang dimiliki oleh binatang pemakan daging atau karnivor.
Permulaan pembuatan alat tersebut merupakan akibat dari proses adaptasi pada lingkungan hutan yang berubah menjadi padang rumput. Perubahan-perubahan fisik merupakan adaptasi hominida pada daerah baru yang berumput mendorong pembuatan alat-alat tersebut. Padang rumput Afrika adalah lingkungan dengan musim panas yang panjang, di mana hominida yang kecil, tidak memiliki sarana biologis untuk melindungi dirinya dan masih belum bisa untuk memakan daging. Oleh karena itu dibutuhkan cara untuk melengkapi sumber bahan makanan yang terbatas. Penggunan alat pemotong yang tajam untuk membuka kulit antelop, alat pemukul untuk memecah tulang panjang, atau cangkok kura-kura, alat runcing untuk menggali akan untuk menambah kuantitas dan variasi bahan pangan yang dapat disantap secara teratur. Bagi hominida alat-alat itu juga akan berguna sebagai senjata pertahanan.
Tradisi Oldowan itu boleh jadi menandai salah satu waktu pertama kali dan diketahui, bahwa sesuatu jenis makhluk beradaptasi secara kultural, dan tidak secara fisik pada kondisi lingkungan.

c)      Tradisi Peralatan Acheulean (Acheulean tool Tradition)
Di Asia timur alat penetak yang merupakan bagian-bagian dari alat-alat Oldowan dan Acheulean tatap bertahan selama zaman paleolitikum. Kapak genggam adalah sebuah alat yang khas dalam tradisi Acheulean, kapak genggam yang tertua dibuat dari gumpalan batu api. Dengan memukuli semua sisi dari gumpalan itu dengan menggunakan batu pemukul (hammerstone). Tradisi Acheulean tubuh dari tradisi Oldowan.
Alat-alat Acheulean memiliki kemajuan dibandingkan dengan alat-alat penetak dan penyerut umum dari tradisi Oldowan. Dalam periode ini mulailah terjadi diservikasi kebudayaan peralatan tersebut. Selain kapak genggam Homo Erectus alat-alat tersebut untuk membelah. Jumlah peralatan yang berkembang pesat dalam tradisi Acheulean menunjukkan bahwa Homo Erectus dapat mendayagunakan lingkungannya secara efektif. Semakin banyak jenis yang digunakan, semakin banyak sumber alam yang dapat didayagunakan dalam waktu yang lebih singkat, dengan tenaga yang lebih sedikit, dan dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi.

d)     Penggunaan Api
Tanda lain pekembangan Homo Erectus adalah penggunaan dan kegiatan memasak yang dipastikan dengan penemuan batu-batu yang terbakar dan tungku di Goa Choukoutien di dekat Peking di Cina dan di Goascale di Perancis selatan. Memasak adalah suatua adaptasi kultural yang amat penting.penggunaan api juga penting bagi manusia karena berbagai alasan. Panas yang dihasilkan dapat membantu mereka mengawasi hawa dingin, karena mereka tinggal di dalam Gua di dekat Danau. Api juga dapat digunakan sebagai penghalau apabila ada binatang buas yang mendekat.





























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebudayaan dan teknologi sangat berpengaruh untuk melangsungkan sebuah kehidupan. Tanpa teknologi kehidupan tidak akan berjalan secara teratur. Teknologi tidak hanya terbatas pada zaman sekarang melainkan sudah ada sejak zaman dahulu kala, bahkan sejak zaman paleolitik, manusia purba telah mengenal sebuah teknologi sederhana. Walaupun masih berupa teknologi yang sangat sederhana namun sangat membantu dalam proses kehidupan yang ada pada masa itu. Adanya banyak penemuan yang ditemukan secaraa berkala menunjukkan bertambahnya tingkat kualitas dan efektivitas suatu kehidupan. Itu membuktikan bahwa semakin berkembangnya intelektual (kecerdasan) manusia, maka semakin berkembangnya yang sebuah teknolongi dihasilkan oleh manusia.
Peralatan pada masa paleolitik terdiri dari alat-alat batu dengan pengerjaan yang masih sangat sederhana, hanya berdasarkan pada kebutuhan praktis sehari-hari. Teknik pembuatan tajaman alat hanya dikerjakan pada satu sisi saja (monofacial), yang dilakukan dengan cara membenturkan batu-batu besar sebagai bahan dasarnya dengan batu lain. Hasil peralatan pada masa ini antara lain adalah kapak genggam (kapak perimbas dan kapak penetak).


















DAFTAR RUJUKAN



Keesing, R.M.,& Gunawan,S.1999.Antropologi Budaya edisi 2 jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Soejono, R.P.,& Truman.2006.Archaeology Indonesia Perspective R.P.Soejono’s Festschrift.Jakarta: Lipi press.
Haviland,W.A.,& Soekadijo, R.G.1999.Antropologi edisi 4 jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Poesponegoro, M.D.,& Notosusanto, N.1999.Sejarah Nasional Indonesia jilid 1.Jakarta: Balai Pustaka.
http://kekunaan.blogspot.com/2012/07/teknologi-zaman-prasejarah.html?spref=fb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar