PERGESERAN POLITIK SEBAGAI IMPLIKASI PENGUBAHAN NAMA
PERSIA MENJADI IRAN
Oleh :
Mu’azzizah Dara Shivana
Iran adalah satu negara tertua di
dunia. Sejarahnya telah dimulai dari 5000 tahun yang lalu. Iran berada pada
persilangan yang strategis di daerah Timur Tengah, Asia Barat daya. Bukti
kerberadaan manusia dimasa lampau pada periode paleolitikum awal, di pegunungan
Iran telah ditemukan di Lembah Kerman Shah. Dan seiring dengan berjalannya
sejarah panjang ini, Iran telah menjadi panggung perebutan kekuasaan berbagai
bangsa. Suatu ketika bangsa Iran melakukan penaklukan dan perluasan kerajaan ke
berbagai wilayah kerajaan lainnya, namun suatu ketika juga menjadi objek
penaklukan bangsa lain.
Peradaban utama awal yang terjadi
pada daerah yang sekarang menjadi negara Iran adalah peradaban kaum elarnit.
Mereka telah bermukim di daerah Barat Daya Iran sejak 3000 tahun sebelum masehi
(SM). Pada 1500 tahun SM lalu, suku Arya mulai bermigrasi ke Iran dari Sungai
Volga utara Laut Kaspia, dan dari Asia Tengah. Akhirnya dua suku utama bangsa
Arya, suku Persia dan suku Medes, bermukim di Iran. Satu kelompok bermukim di
daerah Barat Laut dan mendirikan kerajaan Medes. Kelompok yang lain hidup di
Iran Selatan, daerah yang kemudian oleh orang Yunani disebut sebagai Persis,
yang menjadi asal kata nama Persia. Bagaimanapun juga, baik suku bangsa Medes
maupun suku bangsa Persia menyebut tanah air mereka yang baru sebagai Iran yang
berarti “tanah bangsa Arya”.
Pada pertengahan abad ke-7 M,
terjadilah sebuah peristiwa yang merubah nasib Iran. Tentara Arab menaklukkan
negara tersebut dan kebanyakan rakyat Iran kemudian kemudian menganut agama
Islam. Dengan memperkenalkan Islam, bangsa Arab mengganti kepercayaan kuno
Persia, Zoroastrianisme, dan sejak itu hingga saat ini, orang Persia menjadi
Muslim. Mereka mengisinya dengan warna-warna Iran yang spesifik ketika bangsa
Persia itu menganut agama Islam dalam bentuk Syi’ah yang heterodoks.
Imperialisme
Barat mulai berkembang di Persia dan itu menyebabkan kerajaan Qajar yang pada
saat iru berkuasa di Persia tidak mampu membangun ekonomi modern.
Ketidakpuasanpun terjadi terhadap korupsi yang tertjadi dalam kerajaan. Seiring
dengan kekecewaan terhadap dominasi ekonomi bangsa asing dan tekanan politik
imperalis barat yang mengakibatkan terbentuknya gerakan massa. Hasil dari
gerakan massa tersebut adalah tuntutan akan reformasi konstitusional, yang diimplementasikan
pada tahun 1906.
Selama
masa Perang Dunia I, Iran menjadi ajang pertempuran meskipun negara tersebut
bersikap netral. Pada tahun 1920 Sayid Zianuddin Taba tabai, seorang politisi
iran, dan Reza Khan, seorang perwira kavaleri, menggulingkan Dinasti baru,
Dinasti Pahlavi. Selama 20 tahun masa kekuasaannya, dia menindas suku bangsa
Kurdi, Baluchis, Qashqis, serta gerakan pemberontakan lainnya dan mengakhiri
pemerintahan arab semiotonomi Syekh Khazal yang mendapatkan proteksi dari
Inggris di Khuzistan. Setelah itu,
Nama Iran mulai digunakan tepatnya pada tahun 1935 saat Shah Reza Pahlavi, raja Iran meminta agar masyarakat
internasional menggunakan istilah Iran. Istilah ini berarti Bumi
Arya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar